Tone Control atau bisa disebut juga pengontrol nada yang akan di share pada posting kali ini bisa disebut sebagai Tone Control semi-Aktif, karena pada rangkaian inti Tone control ini bekerja sebagai rangkaian pasif, namun pada posisi sebelum (Buffer) dan sesudah (Bootser) Tone Control ini, ditambah beberapa rangkaian penendang bass dan juga penguat Transistor.
Disamping ada penguat transistor, pada Tone Control yang eleKATRO sebut sebagai semi aktif ini, dibuat juga rangkaian pembangkit nada menengah, dengan tujuan agar nada Bass akan terasa lebih nendang, makanya eleKATRO tambahkan nama dibelakangnya dengan ejaan Bass nendang. Walau mungkin hasilnya bisa dinilai berbeda beda menurut versi orang lain.
Dan pada prakteknya ternyata pada proses perangkaian Tone control inti adalah hal yang paling mudah diselesaikan. justru pada bagian Pra Buffer) dan pasca (Bootser) TC yang sedikit rumit, hanya sedikit rumit dan sama sekali tidak rumit, jadi PeDe saja untuk merangkainya.
Untuk mudahnya, mari kita mulai saja dari :
1. Rangkaian Buffer
input audio masuk ke Basis transistor melalui elko 1µF
Untuk mengejar bass terasa nendang, usahakan menggunakan transistor C458, tapi tidak wajib juga seh, anda boleh memilih tipe transistor yang lain, yang penting masih keluarga NPN.
Transistor buffer ini dirangkai dengan tipe common colektor, dan karena menggunakan transistor keluarga NPN, maka kolektor langsung disambung ke supply Positif.
Emitor yang bertugas mengeluarkan sinyal audio, diberi tegangan Negatif tapi mseti disaring dulu (kalo gak disaring jadi GND donk), menggunakan Resistor ukuran antara 2K2 hingga 10K.
Sebagai umpan Basis, dipasang resistor dari Basis menuju Kolektor dengan ukuran 47K, ukuran 47K ini tergolong sangat kecil bila dipasang sebagai umpan basis, dan kemungkinan akan menghasilkan output audio yang cukup kecil juga, namun begitulah resikonya bila ingin bass terasa nendang.
Output yang keluar dari Emitor juga disaring menggunakan elko 1µF.
2. Rangkaian Kicker-Bass First-Stage
Disebut sebagai Kicker-Bass firs stage, karena nantinya akan ada rangkaian sejenis yang dipasang sesudah Tone Control Pasif, agar signal audio dari buffer yang sudah dirancang agar bisa nendang itu bisa menjadi semakin terasa tendangannya, maka mesti disaring menggunakan
- Capasitor ukuran 8,2 nF (822), bila ingin lebih kasar nendangnya bisa perbesar menggunakan capasitor ukuran 10 nano Farad (103), atau bila ingin lebih lembut dalam menendang, anda bisa menggunakan 6,8nF (682) atau 5,6nF (562).
Capasitor itu hanya mampu mengantarkan nada tinggi saja, sedangkan nada rendahnya belum ter cover.
Untuk bisa mengalirkan nada rendah, sekaligus agar nada menengah jangan terlalu ramai ramai menguntit, mesti disaring, menggunakan resistor. Bahkan harus seri dua buah Resistor agar pada sambungan seri nya dipasang R-C menuju GND demi lebih menepis nada menengah yang umumnya kurang disukai para penikmat musik.
- Resistor 15 K bertugas menebalkan/menipiskan nada rendah murni, tidak berpengaruh pada kualitas nada menengah.
- Resistor 4K7 bertugas menebalkan/menipiskan bass, sekaligus berpengaruh pada kuantitas nada menengah yang akan ikut lolos, semakin besar nilai R ini, bisa mengurangi nada rendah tapi sekaligus mengangkat nada menengah, sebaliknya semakin kecil nilai Resistor ini akan semakin menebalkan BASS, tapi sekaligus akan berpengaruh nada MIDDLE akan semakin terpendam
- Capasitor 100nF (104) bertugas mengelola nada menengah, semakin dibesarkan nilainya, akan mengurangi nada menengah kebawah dan efek bass nendang akan semakin menipis, sebaliknya semakin dikecilkan nilainya akan membuat tendangan bass semakin terasa, dan juga akan semakin mengangkat nada menengah serta rendah, dan bisa over-BASS.
- Resistor 5K6, tugasnya bekerja sama dengan Capasitor 104, yaitu mengelola kualitas nada menengah. Semakin dikecilkan akan semakin membungkam nada menengah
3. Rangkaian penguat First- Stage
Out dari rangkaian Kicker-Bass First-Stage, tentu kualitas bass nendang akan jauh lebih terasa, tapi ini pasti akan diiringi kuantitas audio menjadi jauh lebih lemah, dan untuk mengantisipasi hal demikian, mesti dikuatkan dengan rangkaian penguat audio, disebut penguat first-stage karena nantinya akan ada penguat sejenis yang dipasang after Tone Control Pasif.
Masuk ke basis transistor penguat first stage disaring menggunakan elko ukuran 1µF
Basis diberi umpan dari Kolektor menggunakan Resistor 47K, Resistor ini sekaligus berfungsi juga sebaga FeedBack, dan resistor 47K itu di paralel dengan capasitor ukuran 1nF (102), jelas ini akan berfungsi sebagai penepis over nada tinggi.
Kolektor di supply tegangan + setelah melalui R10K.
Emitor di supply tegangan - setelah melalui Resistor ukuran 47Ω.
Outpu audio keluar dari kaki kolektor dan nantinya akan dilanjutkan ke Rangkaian Tone Control Pasif.
4. Rangkaian Tone Control Pasif
4.a. Contoh Tone Control Pasif Dua Potensio
4.b. Contoh Tone Control Pasif 3 Potensio
4.c. Contoh Tone Control Pasif 5 Potensio
4. NB.
Nilai R dan C bukanlah hal yang mutlak, anda bisa menaikkan atau menurunkan sedikit demi sedikit sampai menemukan ukuran yang pass sesuai selera anda.
5. Rangkaian Penguat Second-Stage & Bass-Kicker Second-Stage
Karena baik penguat maupun penendang bass sangat mirip , maka disini hanya di tampilkan gambarnya saja
NB :
Baik pada first-stage maupun pada seciond stage, anda bisa mengganti :
C 102 dengan nilai dibawahnya (821/681/501/471) bila terjadi kurang treble
R 47K dengan nilai diatasnya bila ingin bass lebih tebal
R 10K dengan nilai dibawahny bila terjadi terlalu lantang (cemprang)
R 220 Catu daya untuk Kolektor pada stage 2 ada gambarnya tapi pada realita cukup diambil dari R220 pada first-stage saja,
cara menggabung TC pasif dengan penguat dan lanjut ke input amplifier
Disamping ada penguat transistor, pada Tone Control yang eleKATRO sebut sebagai semi aktif ini, dibuat juga rangkaian pembangkit nada menengah, dengan tujuan agar nada Bass akan terasa lebih nendang, makanya eleKATRO tambahkan nama dibelakangnya dengan ejaan Bass nendang. Walau mungkin hasilnya bisa dinilai berbeda beda menurut versi orang lain.
Dan pada prakteknya ternyata pada proses perangkaian Tone control inti adalah hal yang paling mudah diselesaikan. justru pada bagian Pra Buffer) dan pasca (Bootser) TC yang sedikit rumit, hanya sedikit rumit dan sama sekali tidak rumit, jadi PeDe saja untuk merangkainya.
Untuk mudahnya, mari kita mulai saja dari :
1. Rangkaian Buffer
input audio masuk ke Basis transistor melalui elko 1µF
Untuk mengejar bass terasa nendang, usahakan menggunakan transistor C458, tapi tidak wajib juga seh, anda boleh memilih tipe transistor yang lain, yang penting masih keluarga NPN.
Transistor buffer ini dirangkai dengan tipe common colektor, dan karena menggunakan transistor keluarga NPN, maka kolektor langsung disambung ke supply Positif.
Emitor yang bertugas mengeluarkan sinyal audio, diberi tegangan Negatif tapi mseti disaring dulu (kalo gak disaring jadi GND donk), menggunakan Resistor ukuran antara 2K2 hingga 10K.
Sebagai umpan Basis, dipasang resistor dari Basis menuju Kolektor dengan ukuran 47K, ukuran 47K ini tergolong sangat kecil bila dipasang sebagai umpan basis, dan kemungkinan akan menghasilkan output audio yang cukup kecil juga, namun begitulah resikonya bila ingin bass terasa nendang.
Output yang keluar dari Emitor juga disaring menggunakan elko 1µF.
2. Rangkaian Kicker-Bass First-Stage
Disebut sebagai Kicker-Bass firs stage, karena nantinya akan ada rangkaian sejenis yang dipasang sesudah Tone Control Pasif, agar signal audio dari buffer yang sudah dirancang agar bisa nendang itu bisa menjadi semakin terasa tendangannya, maka mesti disaring menggunakan
- Capasitor ukuran 8,2 nF (822), bila ingin lebih kasar nendangnya bisa perbesar menggunakan capasitor ukuran 10 nano Farad (103), atau bila ingin lebih lembut dalam menendang, anda bisa menggunakan 6,8nF (682) atau 5,6nF (562).
Capasitor itu hanya mampu mengantarkan nada tinggi saja, sedangkan nada rendahnya belum ter cover.
Untuk bisa mengalirkan nada rendah, sekaligus agar nada menengah jangan terlalu ramai ramai menguntit, mesti disaring, menggunakan resistor. Bahkan harus seri dua buah Resistor agar pada sambungan seri nya dipasang R-C menuju GND demi lebih menepis nada menengah yang umumnya kurang disukai para penikmat musik.
- Resistor 15 K bertugas menebalkan/menipiskan nada rendah murni, tidak berpengaruh pada kualitas nada menengah.
- Resistor 4K7 bertugas menebalkan/menipiskan bass, sekaligus berpengaruh pada kuantitas nada menengah yang akan ikut lolos, semakin besar nilai R ini, bisa mengurangi nada rendah tapi sekaligus mengangkat nada menengah, sebaliknya semakin kecil nilai Resistor ini akan semakin menebalkan BASS, tapi sekaligus akan berpengaruh nada MIDDLE akan semakin terpendam
- Capasitor 100nF (104) bertugas mengelola nada menengah, semakin dibesarkan nilainya, akan mengurangi nada menengah kebawah dan efek bass nendang akan semakin menipis, sebaliknya semakin dikecilkan nilainya akan membuat tendangan bass semakin terasa, dan juga akan semakin mengangkat nada menengah serta rendah, dan bisa over-BASS.
- Resistor 5K6, tugasnya bekerja sama dengan Capasitor 104, yaitu mengelola kualitas nada menengah. Semakin dikecilkan akan semakin membungkam nada menengah
3. Rangkaian penguat First- Stage
Out dari rangkaian Kicker-Bass First-Stage, tentu kualitas bass nendang akan jauh lebih terasa, tapi ini pasti akan diiringi kuantitas audio menjadi jauh lebih lemah, dan untuk mengantisipasi hal demikian, mesti dikuatkan dengan rangkaian penguat audio, disebut penguat first-stage karena nantinya akan ada penguat sejenis yang dipasang after Tone Control Pasif.
Masuk ke basis transistor penguat first stage disaring menggunakan elko ukuran 1µF
Basis diberi umpan dari Kolektor menggunakan Resistor 47K, Resistor ini sekaligus berfungsi juga sebaga FeedBack, dan resistor 47K itu di paralel dengan capasitor ukuran 1nF (102), jelas ini akan berfungsi sebagai penepis over nada tinggi.
Kolektor di supply tegangan + setelah melalui R10K.
Emitor di supply tegangan - setelah melalui Resistor ukuran 47Ω.
Outpu audio keluar dari kaki kolektor dan nantinya akan dilanjutkan ke Rangkaian Tone Control Pasif.
4. Rangkaian Tone Control Pasif
4.a. Contoh Tone Control Pasif Dua Potensio
BASS TREBLE
4.b. Contoh Tone Control Pasif 3 Potensio
4.c. Contoh Tone Control Pasif 5 Potensio
4. NB.
Nilai R dan C bukanlah hal yang mutlak, anda bisa menaikkan atau menurunkan sedikit demi sedikit sampai menemukan ukuran yang pass sesuai selera anda.
5. Rangkaian Penguat Second-Stage & Bass-Kicker Second-Stage
Karena baik penguat maupun penendang bass sangat mirip , maka disini hanya di tampilkan gambarnya saja
NB :
Baik pada first-stage maupun pada seciond stage, anda bisa mengganti :
C 102 dengan nilai dibawahnya (821/681/501/471) bila terjadi kurang treble
R 47K dengan nilai diatasnya bila ingin bass lebih tebal
R 10K dengan nilai dibawahny bila terjadi terlalu lantang (cemprang)
R 220 Catu daya untuk Kolektor pada stage 2 ada gambarnya tapi pada realita cukup diambil dari R220 pada first-stage saja,
cara menggabung TC pasif dengan penguat dan lanjut ke input amplifier
Komentar
Posting Komentar