Ada beberapa pembaca guruKATRO, yang request Rangkaian Home Theatre 2.1 dengan menggunakan Amplifier IC TDA 2030/TDA2050 ini, baik melalui kolom komentar, inbox email, maupun yang melalui halaman Facebook, bahkan ada yang sudah sangat lama, namun mohon maaf yang sebesar besarnya karena baru kali ini guruKATRO berkesempatan untuk menyelesaikannya.
Dan terus terang saja karena sedang tidak ada request darat, maka pada proyek ini guruKATRO hanya berdasarkan hitung hitungan angan angan pribadi tanpa melalui uji eksperimen. Tapi jangan khawatir, karena pastinya seperti biasa, guruKATRO sediakan beberapa penjelasan komponen alternatif yang memungkinkan perbedaan hasil output audio. Dan guru-KATRO akan selalu berusaha menghandle pertanyaan yang bisa guruKATR0 jawab tentunya.
HT 2.1 yang akan dipaparkan dibawah ini juga tergolong kelas yang paling sederhana, tujuannya hanyalah untuk para pemula, dan semoga dengan mempelajari serta mempraktekkan apa yang dipaparkan disini, pemula akan bisa mengembangkan sendiri ke tingkat HT yang lebih bagus lagi.
Secara garis besar, Home Theatre 2.1 sama saja dengan rangkaian audio yang lainnya. hanya saja disini butuh tiga buah amplifier (sebenarnya cukup dua saja), tapi nantinya akan disebut Home Theatre 1.1 (satu satelit dan satu lagi Subwoofer). Biar bisa terbaca sebagai Home Theatre 2.1, maka Satelitnya dibuat rangkap dua (stereo).
Ilustrasi Home Theater 1.1 kira kira akan seperti ini :
Sedangkan Ilustrasi Home Theatre 2.1 mungkin seperti ini :
Bedanya HT 2.1 itu memiliki dua buah satelit, yaitu L (kiri) dan R (kanan), dan ada dua set (L dan R) itulah yang disebut stereo. sehingga dibutuhkan sumber audio yang stereo juga, dan untungnya pada saat ini hampir semua player sudah dalam format stereo.
Output L dari Player dilanjutkan ke satelit L
Output R dari Player dilanjutkan ke satelit R
Untuk Subwoofer dari output L dan R pada player digabung menjadi satu, cara menggabung sederhana bisa dengan menggunakan R minimal 10K pada masing masing output player L dan R. Bila ingin benar benar bersih dari pencampuran audio antara L dan R, bisa juga dengan mengganti dua R tersebut menggunakan dua buah dioda, tapi dengan dioda kadang bisa membuat cacat audio. Sehingga bila ingin benar benar tidak mencampur audio L dengan R dan tidak membuat cacat audio, sebaiknya menggunakan dua buah penguat transistor sebelum masuk ke LPF (Low Pass Filter). Dengan demikian LPF disamping akan berfungsi sebagai peredam nada tinggi dan sekaligus sebagai penyampur audio L dan R.
Judul diatas memang hanya menampilkan Amplifier TDA2030 saja, namun disini memenuhi permintaan pembaca HT 2.1 ini akan menggunakan :
Dua unit Amplifier TDA2050 (stereo) yang akan dijadikan Amplifier satelit stereo
Satu unit Amplifier dengan Bridge (BTL) dua buah TDA2030 yang akan digunakan sebagai Amplifier Subwoofer
1. Tampilan Amplifier Satelit Stereo dengan IC TDA2050 seperti ini :
guruKATRO rasa tidak usah dijelaskan komponennya, sepertinya sudah sangat jelas, dan bila ada perbedaan yang diketahui dan diperoleh pada sumber lain yang lebih bagus, silakan gunakan yang lebih bagus itu. Juga perlu diketahui bahwa TDA2050 diatas bisa diganti dengan TDA2030 tanpa mengubah komponen lainnya. (R 47K bisa diganti dengan ukuran antara 22K hingga 100K)
IN-L akan disambung ke OUT-L pada Tone Control Satelit
IN-R akan disambung ke OUT-R pada Tone Control Satelit
Bagi para pemula yang masih bingung dengan adanya banyak komponen, bisa mengamati ini :
buat dua kit yang sama persis, satu untuk L satu untuk R, Elko dan dioda supply bisa dipasang langsung pada Trafo (anda bisa mengganti 2050 dengan 2030 tanpa mengubah komponen lain, tapi VAC maksimal 15VAC (dari trafo), kalau 2050 bisa 18VAC
2. Tampilan Bridge BTL TDA2030 yang akan dijadikan Amplifier Subwoofer seperti ini :
TDA2030 juga bisa diganti dengan TDA2050 tanpa mengganti komponen yang lainnya.
IN-SW akan disambungkan dengan OUT-SW pada LPF
karena lagi tekao dana misalnya, brigde 2030 diatas bisa diganti bukan tipe brigde, tapi satu 2030 atau 2050 saja, skema persis gambar - 4
3. Tampilan Tone Control Stereo untuk Satelit seperti ini :
Bila dirasa BASS kurang tebal anda bisa mengganti R-18K dengan 15K atau 12K atau 10K pada kaki 3 potensio BASS
Sebaliknya bila dirasa BASS terlalu tebal anda bisa mengganti R-18K dengan 22K atau 27K atau 33K pada kaki 3 potensio BAS
Bila nada middle terasa terlalu menonjol, silakan pasang Capasitor ukuran antara 473 hingga 224 (sesuai selera masing masing), antara kaki 1 dengan kaki 2 potensio BASS
IN-L dan IN-R akan disambungkan dengan kaki 2 Potensio Volume Master bersama sama dengan IN-L dan IN-R LPF
4. Tampilan LPF (Low Pass Filter) Subwoofer seperti ini :
Gunakan IN-L dan IN-R diatas bila tidak menggunakan transistor penyatu L dan R, sementara bila anda bersedia merakit rangkaian transistor pengubah stereo menjadi mono, maka gunakan IN-L dan IN-R yang posisinya paling bawah.
IN-L dan IN-R akan disambungkan dengan kaki 2 Potensio Volume Master bersama sama dengan IN-L dan IN-R Tone Control satelit.
Disinilah letak antiknya Volume Master HT 2.1, kalau umumnya Volume master dipasang pada bagian input amplifier, maka Volume master HT 2.1 malahan dipasang sesudah output Audio Player sebelum masuk Tone Control Satelit dan LPF Subwoofer. Sebab bila memaksa dipasang pada bagian input amplifier, maka anda harus menemukan Potensio tiga saluran, cukup sulit bagi guru KATRO untuk mencarinya.
5. Pemasangan Potensio Volume Master seperti ini :
6. Ayo di praktekkan .....
Dan terus terang saja karena sedang tidak ada request darat, maka pada proyek ini guruKATRO hanya berdasarkan hitung hitungan angan angan pribadi tanpa melalui uji eksperimen. Tapi jangan khawatir, karena pastinya seperti biasa, guruKATRO sediakan beberapa penjelasan komponen alternatif yang memungkinkan perbedaan hasil output audio. Dan guru-KATRO akan selalu berusaha menghandle pertanyaan yang bisa guruKATR0 jawab tentunya.
HT 2.1 yang akan dipaparkan dibawah ini juga tergolong kelas yang paling sederhana, tujuannya hanyalah untuk para pemula, dan semoga dengan mempelajari serta mempraktekkan apa yang dipaparkan disini, pemula akan bisa mengembangkan sendiri ke tingkat HT yang lebih bagus lagi.
Secara garis besar, Home Theatre 2.1 sama saja dengan rangkaian audio yang lainnya. hanya saja disini butuh tiga buah amplifier (sebenarnya cukup dua saja), tapi nantinya akan disebut Home Theatre 1.1 (satu satelit dan satu lagi Subwoofer). Biar bisa terbaca sebagai Home Theatre 2.1, maka Satelitnya dibuat rangkap dua (stereo).
Ilustrasi Home Theater 1.1 kira kira akan seperti ini :
Gambar - 1
Sedangkan Ilustrasi Home Theatre 2.1 mungkin seperti ini :
Gambar - 2
Bedanya HT 2.1 itu memiliki dua buah satelit, yaitu L (kiri) dan R (kanan), dan ada dua set (L dan R) itulah yang disebut stereo. sehingga dibutuhkan sumber audio yang stereo juga, dan untungnya pada saat ini hampir semua player sudah dalam format stereo.
Output L dari Player dilanjutkan ke satelit L
Output R dari Player dilanjutkan ke satelit R
Untuk Subwoofer dari output L dan R pada player digabung menjadi satu, cara menggabung sederhana bisa dengan menggunakan R minimal 10K pada masing masing output player L dan R. Bila ingin benar benar bersih dari pencampuran audio antara L dan R, bisa juga dengan mengganti dua R tersebut menggunakan dua buah dioda, tapi dengan dioda kadang bisa membuat cacat audio. Sehingga bila ingin benar benar tidak mencampur audio L dengan R dan tidak membuat cacat audio, sebaiknya menggunakan dua buah penguat transistor sebelum masuk ke LPF (Low Pass Filter). Dengan demikian LPF disamping akan berfungsi sebagai peredam nada tinggi dan sekaligus sebagai penyampur audio L dan R.
Judul diatas memang hanya menampilkan Amplifier TDA2030 saja, namun disini memenuhi permintaan pembaca HT 2.1 ini akan menggunakan :
Dua unit Amplifier TDA2050 (stereo) yang akan dijadikan Amplifier satelit stereo
Satu unit Amplifier dengan Bridge (BTL) dua buah TDA2030 yang akan digunakan sebagai Amplifier Subwoofer
1. Tampilan Amplifier Satelit Stereo dengan IC TDA2050 seperti ini :
Gambar - 3
guruKATRO rasa tidak usah dijelaskan komponennya, sepertinya sudah sangat jelas, dan bila ada perbedaan yang diketahui dan diperoleh pada sumber lain yang lebih bagus, silakan gunakan yang lebih bagus itu. Juga perlu diketahui bahwa TDA2050 diatas bisa diganti dengan TDA2030 tanpa mengubah komponen lainnya. (R 47K bisa diganti dengan ukuran antara 22K hingga 100K)
IN-L akan disambung ke OUT-L pada Tone Control Satelit
IN-R akan disambung ke OUT-R pada Tone Control Satelit
Bagi para pemula yang masih bingung dengan adanya banyak komponen, bisa mengamati ini :
Gambar - 4
buat dua kit yang sama persis, satu untuk L satu untuk R, Elko dan dioda supply bisa dipasang langsung pada Trafo (anda bisa mengganti 2050 dengan 2030 tanpa mengubah komponen lain, tapi VAC maksimal 15VAC (dari trafo), kalau 2050 bisa 18VAC
2. Tampilan Bridge BTL TDA2030 yang akan dijadikan Amplifier Subwoofer seperti ini :
Gambar - 5
TDA2030 juga bisa diganti dengan TDA2050 tanpa mengganti komponen yang lainnya.
IN-SW akan disambungkan dengan OUT-SW pada LPF
karena lagi tekao dana misalnya, brigde 2030 diatas bisa diganti bukan tipe brigde, tapi satu 2030 atau 2050 saja, skema persis gambar - 4
3. Tampilan Tone Control Stereo untuk Satelit seperti ini :
Gambar - 6
Bila dirasa BASS kurang tebal anda bisa mengganti R-18K dengan 15K atau 12K atau 10K pada kaki 3 potensio BASS
Sebaliknya bila dirasa BASS terlalu tebal anda bisa mengganti R-18K dengan 22K atau 27K atau 33K pada kaki 3 potensio BAS
Bila nada middle terasa terlalu menonjol, silakan pasang Capasitor ukuran antara 473 hingga 224 (sesuai selera masing masing), antara kaki 1 dengan kaki 2 potensio BASS
IN-L dan IN-R akan disambungkan dengan kaki 2 Potensio Volume Master bersama sama dengan IN-L dan IN-R LPF
4. Tampilan LPF (Low Pass Filter) Subwoofer seperti ini :
Gambar - 7
Gunakan IN-L dan IN-R diatas bila tidak menggunakan transistor penyatu L dan R, sementara bila anda bersedia merakit rangkaian transistor pengubah stereo menjadi mono, maka gunakan IN-L dan IN-R yang posisinya paling bawah.
IN-L dan IN-R akan disambungkan dengan kaki 2 Potensio Volume Master bersama sama dengan IN-L dan IN-R Tone Control satelit.
Disinilah letak antiknya Volume Master HT 2.1, kalau umumnya Volume master dipasang pada bagian input amplifier, maka Volume master HT 2.1 malahan dipasang sesudah output Audio Player sebelum masuk Tone Control Satelit dan LPF Subwoofer. Sebab bila memaksa dipasang pada bagian input amplifier, maka anda harus menemukan Potensio tiga saluran, cukup sulit bagi guru KATRO untuk mencarinya.
5. Pemasangan Potensio Volume Master seperti ini :
Gambar - 8
6. Ayo di praktekkan .....
Komentar
Posting Komentar